Rabu, 28 Januari 2009

[resensi buku] Ibnu Saud Sang Penguasa Arab

Republika, Januari 2009

Ibnu Saud adalah salah satu tokoh terpenting dalam perkembangan masyarakat Arab hingga saat ini. Dia adalah raja Arab Saudi yang pertama kali. Di dalam kekuasaannya dia menyatukan suku-suku di Arab yang sebelumnya terpecah-pecah. Dimulai dari mengambil kembali kekuasaannya di Riyadh dari Kabilah Shammar yang dipim¬pin oleh Muhammad bin Rashid, dia mulai \\\' melebarkan sayapnya hingga ke Kota Suci Makkah.

Di bawah kepemimpinannya\\\', dia melarang segala macam penjarahan bagi para peziarah Muslim yang hendak berhaji di Makkah. Sebelumnya aksi penjarahan oleh kabilah-kabilah tertentu dan dari kaum Baduwi marak terjadi sebagai salah satu cara hidup di gurun yang gersang.

Terlahir di tahun 1880-dengan nama Abdul Aziz, dia merupakan salah satu keturunan Saud yang Agung, yang kemudian juga digu¬nakan sebagai namanya, Ibn Saud, Dia adalah seorang wahabi pertama yang mengenalkan benda-benda modern, seperti telepon, tepada bangsa Arab. Bahkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dia membuka peluang pada perusahaan asing untuk mengambil minyak dari tanah kekuasaannya.

Kisah heroik sang pemimpin bangsa Arab ini kemudian dituangkan dalam tulisan oleh HC Armstrong dalam bukunya Lord of Arabia Ibn Saud. Dalam edisi bahasa Indonesia, diberi judul Sang Penjegal, Kisah Ibn Saud Menguasai Arabia. Dalam penulisannya HC Armstrong mengakui bahwa dia mengalami kesulitan dalam pengumpulan data tentang kehidupan Ibn Saud.

Untuk merangkum kehidupan Sang Raja yang tumbuh dalam peperangan itu, dia mengumpulkan bukti dari mulut ke mulut. Selain menggunakan buku karya St John Philiby, seorang Muslim Inggris yang sekarang melakukan bisnis di Arab sebagai penghubung dengan perusahaan Inggris dan Amerika, HC Armstrong juga memakai buku karya Amee.n Rihani, seorang Arab yang berkebangsaan Amerika

Hasilnya, tidak sekadar mengungkap biografi Ibn Saud dari sudut pandang sejarah, namun HC Armstrong juga mengungkapnya dengan penceritaan yang hidup, seolah penguasa Arab itu hadir kembali dan berjuang bersama para pengikutnya. Latar belakang kehidupan masyarakat Arab dia tampilkan dengan jeli. Seperti tentang kaum Wahabi yang merupakan kumpulan orang saleh yang taat sekaligus keras.

\"...Mereka adalah pria yang keras, dengan tubuh yang kurus dan pandangan yang tajam. Mereka memandang setiap kehidupan dengan tatapan fanatik yang tak\\\'mengenal kompromi. Mereka menolak kenyamanan bagi diri sendiri. Rumah-rumah mereka kosong dan amat bersahaja, masjid-masjid mereka tanpa menara, kubah, atau dekorasi lain. Mereka menampik semua hal yang menyenangkan: Anggrus, makanan yang lezat, tembakau, pakaian yang lembut. Mereka melarang nyanyian dan musik, bahkan mencela tertawa. Mereka menyingkirkan semua kesenangan hidup, agar pikiran mereka tidak teralihkan dari konsentrasi kepada Tuhan.:.,\" tulis HC Armstrong.

Dalam kelompok Wahabi,\\\' para ulama mereka mengatur dengan ketat segala peraturan sesuai dengan syariat agama Islam. Ayah Ibn Saud, Abdur Rahman, merupakan imam kaum tersebut.

Dalam penceritaan, sang penulis lebih menekankan pada bentuk perjuangan Raja Arab Saudi itu untuk mendapatkan kekuasaannya melalui peperangan. Dia menggambarkan bagaimana Ibn Saud tumbuh menjadi seorang pria Arab dengan sifat Baduwi yang kental. Bertahan hidup hanya dengan beberapa genggam kurma dan susu yang mengental, merampas harta benda, perkelahian yang brutal, menyerang dengan cepat, lalu kembali bersembunyi di balik debu gurun yang tebal merupakan peristiwa yang sangat menonjol dalam buku Ini. Sehingga detail-detail latar belakang kehidupan budaya Arab, seperti kehidupan para wahabi, suku-suku nomaden, dan perlakuan terhadap wanita yang diungkapkan oleh HC Amstrong, menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk terus tenggelam dalam perualangan Ibn Saud yang sarat dengan pertumpahan darah.


www.dinamikaebooks.com

0 komentar: