Marilah kita jatuh cinta lagi
Dan sebarkan debu emas ke seluruh penjuru Bumi
Marilah kita menjadi musim semi baru
Dan merasakan tiupan lembut dalam wewangian surgawi
Marilah kita busanai Bumi dalam kehijauan
Dan seperti getah pohon yang muda
Biarkan berkat dari dalam mengaliri kita
Marilah kita ukir permata dari hati kita yang membatu
Dan pancarkan cahayanya untuk menyinari jalan cinta
Lirikan cinta sejernih kristal dan kita diberkati karena cahayanya.
RUMI
Mabuk Cinta di Jalan Tuhan
"Mencintai tanpa mengerti adalah sebuah kesia-siaan."
Anda pernah jatuh cinta? Kalau belum, jangan baca buku ini.
Rasa cinta memang tak terlukiskan oleh kata-kata. Tetapi, di sini Anda akan tahu apa maknanya. Meski tak tergambarkan, setiap orang punya pengalaman mencinta. Dan di sini Anda akan tahu mengapa Anda mengalaminya. Cinta memang unik. Namun, di sini Anda akan tahu bagaimana tanda-tandanya. Tak cuma itu, pembaca akan dikenalkan dengan jenis-jenis cinta, tahap-tahap cinta, dan jenjang-jenjang pencinta.
Ibnu al-Dabbagh mengupas tuntas hakikat cinta, sebab-sebab maupun tanda-tandanya, cara mencintai dan dicintai Allah, lezatnya kerinduan ruhani, indahnya keintiman spiritual, serta bagaimana emosi yang sangat luar biasa itu dapat mengubah arah kehidupan seseorang menuju kebahagiaan abadi.
Buku ini mengajak Anda menyelami arti cinta kepada Allah dan mengalami kehangatan cinta-Nya. Bila mencintai seseorang saja sejuta rasanya, bagaimana lezatnya mencintai Allah? Dan betapa bahagianya bila cinta kita dibalas dengan cinta-Nya? Cinta yang mengubah, yang melahirkan pribadi berlimpah, yang memerdekakan diri dan sesama. Ya, marilah kita jatuh cinta lagi. Dan sebarkan debu emas ke seluruh penjuru Bumi.
Ibnu al-Dabbâghbernama lengkap Abû Zayd 'Abd al-Rahmân ibn Muhammad al-Anshârî al-Qayrawânîadalah ulama terkemuka abad ke-7 Hijriah yang juga menulis sejarah Kota Qayrâwân dan biografi penduduk kota ini. Beliau wafat pada 696 H/1296 M.