Selasa, 16 November 2010

Tiya

by: Samarpan
Mengapa kita tidak memperlambat segalanya sedikit saja dan menikmati hidup? Terbang–hinggap–terbang. Makan–tidur–makan. Ini yang mereka sebut hidup? Seandainya mereka tahu bagaimana rasa hangatnya mentari yang menyinari bulu saat masih di tempat tidur, atau rasa sentuhan lembut angin di wajah saat mata terpejam, …. 
 
Tiya, si burung beo, sejak lahir tinggal di Pohon Beringin. Namun, berbeda dengan teman-temannya yang suka berceloteh sambil mencari cacing, dia lebih suka merenung seharian. Akibatnya, ia dijuluki pemalas oleh burung-burung yang lain. Hingga suatu ketika, terdengar suara misterius yang menggugah kesadaran akan jati dirinya. Dan, Tiya memutuskan untuk memulai petualangannya. 
 
"Tiya, kau lebih dari yang kau pikirkan. Kau bisa meraih jauh lebih banyak dari yang bisa kau pikirkan saat ini." 


www.dinamikaebooks.com

0 komentar: