Truly Rudiono, http://www.facebook.com/note.php?note_id=452187527278
"Pasti mereka membawanya ke Rashoman"
Rashoman!
Tora menggigil
Rashoman adalah pintu gerbang besar di selatan ibu kota. Semua orang tahu bahwa kalangan miskin yang tidak sanggup mengupayakan pemakaman, meninggalkan mayat di sana. Pihak yang berwenang akan mengumpulkannya untuk kemudian membakarnya bersama mayat-mayat yang lain. Oleh karenanya selain penjahat, tidak ada seorang pun yang datang setelah malam.
Seri ini mengisahkan tentang Sugawara Akitada yang berasal dari keluarga bangsawan namun hanya menjabat sebagai pejabat rendahan di Kementerian Kehakiman. Kode yang ketat dan struktur sosial Kuno Jepang membuat Akitada harus super berhati-hati dalam melakukan penyelidikan. Sopan santun dan kehormatan membuat ia harus berpikir dua kali jika ingin bertindak agar tidak menyinggung pihak-pihak tertentu kedua hal tersebut menjadi bumbu menarik dalam novel misteri ini.
Selama penyelidikan Akitada dibantu oleh Tora. Tora yang kebetulan adalah rakyat biasa, mampu melakukan penyelidikan ke tempat-tepat yang tak mungkin didatangi oleh Akitada. Sehingga Akitada bisa memperoleh info yang sangat membantu proses penyelidikannya. Selain itu, masih ada Seimei yang bertindak sebagai pelayan pribadinya. Seimei yang mengenal Akitada sejak kecil kadang sering menjengkelkan Akitada dengan kepatuhannya akan adat istiadat.
Bermula dari permintaan bantuan Profesor Hirata dari Universitas Imperial, seseorang yang dianggapnya orang tua , untuk menyelidiki sebuah kasus yang dapat memalukan nama Universitas Kekaisaran yang juga almamaternya. Bagi Akitada ini bisa dianggap sebagai selingan dari pekerjaannya yang menjemukan.
Salah satu kolega sang profesor mengalami pemerasan, sang profesor tanpa sengaja menemukan surat berisi pemerasan. Guna menyelidiki kasus tersebut, Akitada menyamar sebagai asisten Profesor Hirata di Universitas Kekaisaran. Ternyata dunia akademis di Universitas kekaisaranl penuh dengan gosip dan persaingan kecil antar sesama pengajar. Tanpa bisa menolak, Akitada ikut terseret dalam arus persaingan tersebut.
Masalahnya ternyata tidak sesederhana yang dikira Akitada. Kasus awal yang dirasa sepela ternyata kian berkembang seiring dengan ditemukannya seorang wanita muda yang semula adalah murid salah satu guru. Perhatian Akitada segera teralihkan dari kasus pemerasan ke pembunuhan wanita muda, ditambah dengan menghilanganya secara misterius kakek seorang siswa
Seperti umumnya buku dengan nuansa Jepang, dalam buku ini juga diselipkan kalimat kiasan bermakna dalam. Misalnya saja kalimat "Tetesan embun terbesarlah yang selalu pertama kali terjatuh dari daun" , " Jangan menghina orang yang kau mintai bantuannya. Hina dia setelah kau mendapatkan yang kau inginkan", "Kecebong hanya bisa berubah menjadi katak", serta "Jika kau mengejar dua kelinci, kau akan kehilangan keduanya"
Kita juga bisa mendapat tambahan infomasi mengenai kehidupan disana. Misalnya saja sebutan kelinci merupakan sebutan bagi seorang mahasiswa yang membantu juru masak. Bahwa Obi yang sepertinya sederhana ternyata terdiri dari berbagai macam bahan yang tentunya akan berpengaruh pada harga jual.
Pada awalnya cerita memang berkesan datar, namun kian kebelakang kian seru. Pemilihan huruf yang digunakan sebenarnya membuat mata tidak nyaman karena berkesan kecil dan tipis-tipis. Selain itu ada berapa terjemahan yang seakan dipaksakan, tidak pas. Misalnya saja kalimat di halaman 98, " ...sekarang sudah berterima bagi kaisar dan konselor"
Kekurangan yang ada bisa ditutupi dengan karikatur khas yang marik. Selain digambarkan dengan menggunakan pakaian Jepang, penggambarannya sangat cocok dengan kejadian yang sedang berlangsung.
Ingrid J Parker sang penulis memenangkan penghargaan "Private Eye Writers" dari America Shamus Award untuk Best P. I. Short Story ditahun 2000 untuk bukunya "Akitada''s First Case", yang diterbitkan pada tahun 1999. Hingga saat ini dia masih menulis untuk Alfred Hitchcock's Mystery Magazine. Kontak resminya di Heianmys@aol.com, sedangkan situs resminya di http://www.ijparker.com/.
Kemampuannya mengolah sebuah kisah misteri yang dilatar belakangi kebudayaan Jepang mampu membawa pembacanya seakan berada di abad kesebelas. Gambar yang disajikan kian membawa nuansa Jepang ke alam pikiran para pembaca.
Satu hal yang langsung menarik minat saya saat membuka lembatpertama buku ini, yaitu penjabaran mengenai tokoh yang ada mengingatkan saya akan buku-buku Agatha Christie dan S. Mara Gd. Disebutkan mengenai tokoh yang terkait kasus, lengkap dengan perannya dalam buku ini. Misalnya Tamako , putri Hirata. Sehingga sebelum membaca kita bisa mendapat gambaran mengenai para tokoh, saat membaca bisa kian menikmati keseluruhan cerita.
Seri ini sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Judul lengkapnya adalah :
The Dragon Scroll
Rashomon Gate
Black Arrow
Island of Exiles
The Hell Screen
The Convict''s Sword
Bagi penggemar kisah petualangan Sugara Akitada, jangan lupa mengunjungi http://sugawaraakitada.blogspot.com/ yang merupakan situs resmi bagi komunitas pembaca kisah-kisah Petualangan Sugawara Akitada.
Buat mereka yang menyukai cerita detektif, buku ini menawarkan sebuah kisah detektif yang tidak biasa.
Buat mereka yang menyukai novel ala Jepang, buku ini layak dikoleksi.
www.dinamikaebooks.com
0 komentar:
Posting Komentar