by: Damien Dematra
Novel Demi Allah, Aku Jadi Teroris karya Damien Dematra ini berkisah tentang pencarian kebenaran yang dilakukan seorang anak manusia namun malah dipelintir oleh sejumlah oknum dengan mengatasnamakan agama.
Diceritakan tokoh Kemala adalah seorang mahasiswi kedokteran yang cantik, muda, dan terlalu mudah mempercayai orang. Dalam kerinduannya mencari Tuhan, ia bergabung dengan sebuah kelompok pengajian dan diminta mengucapkan janji setia pada sebuah organisasi. Sempat mengalami trauma dan terkejut dengan kenyataan pahit yang ada, Kemala dengan perlahan mulai mempercayai pandangan bahwa negara yang benar adalah negera yang berlandaskan hukum syariat agama. Ia pun percaya bahwa perlakuan orang-orang non-Muslim di Indonesia adalah kafir, apalagi mereka yang berasal dari negara barat. Perubahan diri Kemala ini adalah hasil sebuah penggodokan matang untuk mengentalkan keyakinannya.
Kemala pun kemudian rela menjadi teroris demi keyakinannya yang telah dipelintir itu, dan dalam pemahamannya, apa yang ia lakukan karena Allah. Dalam sebuah misi, ia lantas ditugaskan menyamar menjadi penari untuk meledakkan sebuah kafe bernama Bistro America.
Sementara itu, tokoh Prakasa, intel bagian khusus penanganan masalah terorisme, adalah seorang yang dingin, apatis, dan tidak pernah merasakan cinta. Ia ditugaskan untuk memberantas terorisme. Tim Prakasa mencurigai Kemala sebagai teroris, sehingga Prakasa pun menyamar menjadi pelanggan klub malam yang akan "menyewa" Kemala. Namun apa yang terjadi kemudian, di luar dugaan: mereka saling jatuh cinta.
Mereka bertarung dalam diri sendiri untuk tidak saling menyukai, namun kekuatan cinta itu tetap mendesak, sampai keduanya harus menentukan pilihan antara hidup dan mati. Pilihan yang mesti dibuat ketika Kemala yang telah dipasangi bom mesti meledakkan diri di depan Prakasa, laki-laki yang dicintainya. Untungnya pada saat yang kritis itu Prakasa melakukan tindakan yang tepat. Ia menembak tangan Kemala sehingga remote pemicu bom berhasil terlempar sehingga bom pun tak sempat meluluhlantakkan kafe itu.
Kemala akhirnya sadar bahwa pemahamannya selama ini telah dipelintir dan dimanfaatkan oleh kepentingan sekelompok orang tertentu dengan mengatasnamakan Islam. Setelah menjalani hukuman di penjara, Kemala dan Prakasa pun bersatu. Kemala semakin yakin bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang membawa kedamaian di dunia ini.
Diceritakan tokoh Kemala adalah seorang mahasiswi kedokteran yang cantik, muda, dan terlalu mudah mempercayai orang. Dalam kerinduannya mencari Tuhan, ia bergabung dengan sebuah kelompok pengajian dan diminta mengucapkan janji setia pada sebuah organisasi. Sempat mengalami trauma dan terkejut dengan kenyataan pahit yang ada, Kemala dengan perlahan mulai mempercayai pandangan bahwa negara yang benar adalah negera yang berlandaskan hukum syariat agama. Ia pun percaya bahwa perlakuan orang-orang non-Muslim di Indonesia adalah kafir, apalagi mereka yang berasal dari negara barat. Perubahan diri Kemala ini adalah hasil sebuah penggodokan matang untuk mengentalkan keyakinannya.
Kemala pun kemudian rela menjadi teroris demi keyakinannya yang telah dipelintir itu, dan dalam pemahamannya, apa yang ia lakukan karena Allah. Dalam sebuah misi, ia lantas ditugaskan menyamar menjadi penari untuk meledakkan sebuah kafe bernama Bistro America.
Sementara itu, tokoh Prakasa, intel bagian khusus penanganan masalah terorisme, adalah seorang yang dingin, apatis, dan tidak pernah merasakan cinta. Ia ditugaskan untuk memberantas terorisme. Tim Prakasa mencurigai Kemala sebagai teroris, sehingga Prakasa pun menyamar menjadi pelanggan klub malam yang akan "menyewa" Kemala. Namun apa yang terjadi kemudian, di luar dugaan: mereka saling jatuh cinta.
Mereka bertarung dalam diri sendiri untuk tidak saling menyukai, namun kekuatan cinta itu tetap mendesak, sampai keduanya harus menentukan pilihan antara hidup dan mati. Pilihan yang mesti dibuat ketika Kemala yang telah dipasangi bom mesti meledakkan diri di depan Prakasa, laki-laki yang dicintainya. Untungnya pada saat yang kritis itu Prakasa melakukan tindakan yang tepat. Ia menembak tangan Kemala sehingga remote pemicu bom berhasil terlempar sehingga bom pun tak sempat meluluhlantakkan kafe itu.
Kemala akhirnya sadar bahwa pemahamannya selama ini telah dipelintir dan dimanfaatkan oleh kepentingan sekelompok orang tertentu dengan mengatasnamakan Islam. Setelah menjalani hukuman di penjara, Kemala dan Prakasa pun bersatu. Kemala semakin yakin bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang membawa kedamaian di dunia ini.
www.dinamikaebooks.com
0 komentar:
Posting Komentar