by: Julius Pour
Ign. Slamet Rijadi (1927-1950) adalah salah seorang di antara ribuan anak muda yang sejak detik pertama Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secara sukarela terjun memenuhi panggilan revolusi. Sebagai bekas bintara Kaigun (Angkatan Laut Jepang) yang batal dikirim ke Tokyo karena Perang Pasifik berakhir lebih cepat, Slamet Rijadi kemudian tampil memimpin aksi penyerbuan ke markas Kempeitai (Polisi Rahasia Jepang) di Solo dan menjadi anak zaman.
Pertempuran demi pertempuran dilalui Slamet Rijadi, dari mengusir Jepang, melawan Inggris, Belanda, pemberontak Komunis, dan Darul Islam, hingga menumpas Republik Maluku Selatan. Dia gugur pada usia 23 tahun dengan pangkat Letnan Kolonel sebagai Komandan Operasi Maluku Selatan akibat tembakan seorang sniper di depan Fort Victoria, Ambon, Maluku.
Sebutan Pahlawan Nasional sekaligus anugerah Bintang Mahaputera Adipradana kepada Brigadir Jenderal (Anumerta) Ign. Slamet Rijadi disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono awal November 2007 "untuk tindak kepahlawanan dalam perjuangan merebut, membela dan mempertahankan negara dan bangsa, sehingga bisa jadi teladan bagi seluruh masyarakat Indonesia."
Pertempuran demi pertempuran dilalui Slamet Rijadi, dari mengusir Jepang, melawan Inggris, Belanda, pemberontak Komunis, dan Darul Islam, hingga menumpas Republik Maluku Selatan. Dia gugur pada usia 23 tahun dengan pangkat Letnan Kolonel sebagai Komandan Operasi Maluku Selatan akibat tembakan seorang sniper di depan Fort Victoria, Ambon, Maluku.
Sebutan Pahlawan Nasional sekaligus anugerah Bintang Mahaputera Adipradana kepada Brigadir Jenderal (Anumerta) Ign. Slamet Rijadi disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono awal November 2007 "untuk tindak kepahlawanan dalam perjuangan merebut, membela dan mempertahankan negara dan bangsa, sehingga bisa jadi teladan bagi seluruh masyarakat Indonesia."
www.dinamikaebooks.com
0 komentar:
Posting Komentar