Rini Nurul Badariah, Batam Pos, Minggu, 26 Oktober 2008.
Menikmati proses sebenarnya adalah esensi dan hakikat kehidupan itu sendiri
(hal.169)
Kebahagiaan adalah tujuan hidup, namun formatnya teramat relatif. Ada yang
meletakkan kebahagiaan pada masa depan (sehingga saat sekarang menjadi penuh
keluh-kesah), pada kedudukan dan jabatan, pada kemilau harta benda, serta
berbagai unsur yang bersifat materiil lainnya. Betapa beragam penafsiran manusia
terhadap apa yang disebut berbahagia.
Arvan Pradiansyah mengangkat ke permukaan aneka persoalan yang kerap mengukir
keseharian kita sehingga sulit menggenggam kebahagiaan. Tujuh prinsip dasar yang
dikemukakannya untuk mewujudkan hal itu adalah Patience (Sabar), Gratefulness
(Syukur), Simplicity (Sederhana), Love (Kasih), Giving (Memberi), Forgiving
(Memaafkan), dan Surrender (Pasrah). Intinya kebahagiaan baru dapat direguk jika
kita berrelasi dengan individu lain dan tentunya Yang Maha Tinggi, bukan
berfokus pada diri sendiri dari waktu ke waktu.
Ketebalan halamannya yang acap kali \"mengerikan\" bagi kebanyakan pembaca
buku di masyarakat kita ditepiskan dengan berbagai pernik seperti
kutipan-kutipan, ilustrasi yang menyegarkan penglihatan, dan pemilihan font yang
ukurannya bersahabat dengan mata. Kadang-kadang penulis bertutur seperti tengah
berdialog langsung dengan pembaca, menggiring pembaca untuk bermonolog batin dan
menjenguk jauh ke dalam batinnya sendiri. Karena urusan kebahagiaan adalah
perkara yang terus dipertanyakan dan dikejar, padahal sebenarnya kita telah
mengetahui caranya namun kerap keliru menerapkan.
Arvan Pradiansyah juga menyajikan sejumlah teknik dan contoh, untuk mendukung
penjelasannya. Semua aspek diuraikan serinci mungkin, misalnya menyangkut
kesabaran. Menurut penulis, sabar bukan berarti mengurut dada. Sabar menuntut
kita untuk melakukan satu hal pada satu waktu. Di samping itu, sabar adalah kata
kerja aktif dan merupakan perjalanan awal.
Buku ini dapat dikonsumsi oleh siapa saja, untuk mengungkap hal-hal sederhana
guna meraih kehidupan yang bahagia. Seperti kata Confucius di hal. 235, \"Hidup
ini betul-betul sederhana, tetapi kita senantiasa membuatnya rumit.\"
www.dinamikaebooks.com
Menikmati proses sebenarnya adalah esensi dan hakikat kehidupan itu sendiri
(hal.169)
Kebahagiaan adalah tujuan hidup, namun formatnya teramat relatif. Ada yang
meletakkan kebahagiaan pada masa depan (sehingga saat sekarang menjadi penuh
keluh-kesah), pada kedudukan dan jabatan, pada kemilau harta benda, serta
berbagai unsur yang bersifat materiil lainnya. Betapa beragam penafsiran manusia
terhadap apa yang disebut berbahagia.
Arvan Pradiansyah mengangkat ke permukaan aneka persoalan yang kerap mengukir
keseharian kita sehingga sulit menggenggam kebahagiaan. Tujuh prinsip dasar yang
dikemukakannya untuk mewujudkan hal itu adalah Patience (Sabar), Gratefulness
(Syukur), Simplicity (Sederhana), Love (Kasih), Giving (Memberi), Forgiving
(Memaafkan), dan Surrender (Pasrah). Intinya kebahagiaan baru dapat direguk jika
kita berrelasi dengan individu lain dan tentunya Yang Maha Tinggi, bukan
berfokus pada diri sendiri dari waktu ke waktu.
Ketebalan halamannya yang acap kali \"mengerikan\" bagi kebanyakan pembaca
buku di masyarakat kita ditepiskan dengan berbagai pernik seperti
kutipan-kutipan, ilustrasi yang menyegarkan penglihatan, dan pemilihan font yang
ukurannya bersahabat dengan mata. Kadang-kadang penulis bertutur seperti tengah
berdialog langsung dengan pembaca, menggiring pembaca untuk bermonolog batin dan
menjenguk jauh ke dalam batinnya sendiri. Karena urusan kebahagiaan adalah
perkara yang terus dipertanyakan dan dikejar, padahal sebenarnya kita telah
mengetahui caranya namun kerap keliru menerapkan.
Arvan Pradiansyah juga menyajikan sejumlah teknik dan contoh, untuk mendukung
penjelasannya. Semua aspek diuraikan serinci mungkin, misalnya menyangkut
kesabaran. Menurut penulis, sabar bukan berarti mengurut dada. Sabar menuntut
kita untuk melakukan satu hal pada satu waktu. Di samping itu, sabar adalah kata
kerja aktif dan merupakan perjalanan awal.
Buku ini dapat dikonsumsi oleh siapa saja, untuk mengungkap hal-hal sederhana
guna meraih kehidupan yang bahagia. Seperti kata Confucius di hal. 235, \"Hidup
ini betul-betul sederhana, tetapi kita senantiasa membuatnya rumit.\"
www.dinamikaebooks.com
0 komentar:
Posting Komentar